Followers

SAMPRAZAAN...SAMPURASUN... WILUJENG SUMPING.......

Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi sawah (PTT)

Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) merupakan suatu pendekatan yg akan mengembalikan tingkat hasil panen padi seperti semula atau bahkan meningkatkannya, karena dgn PTT:

     1. Hasil gabah dan kualitas gabah/beras meningkat.

     2. Melalui penggunaan teknologi yg tepat untuk lokasi

      spesifik, biaya usahatani padi  berkurang

     3. Kesehatan dan kelestarian lingkungan tumbuh padi

        dan lingkungan kehidupan menjadi terjaga

Melalui pendekatan PTT penggunaan saprodi bisa dihemat

dan hasil tetap tinggi.

KOMPONEN TEKNOLOGI UNGGULAN PTT PADI SAWAH
Komponen teknologi dasar :

   1. Varietas unggul baru

  2. Benih bermutu dan berlabel

  3. Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah. 

  4. Pengaturan populasi tanaman secara optimal

  5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah.
  6. Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT (Pengendalian Hama Terpadu)
Komponen Teknologi Pilihan :

  1. Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam
  2. Penggunaan bibit muda (<21 hari).

  3. Tanam bibit 1-3 batang per rumpun.

  4. Pengairan secara efektif dan efisien.

  5. Penyiangan dgn landak atau gosrok.

  6. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
 Catatan: Komponen dasar mutlak di laksanakan, namun untuk komponen pilihan, disesuaikan dengan kemampuan petani dan keadaan lokasi (spesifik lokasi)

Tahapan Budidaya  
  • Pengolahan Tanah 

Fungsi pengolahan tanah :

  1. Memudahkan penanaman
2. Memudahkan penyiangan    
3. Menahan laju infiltrasi 
  • Benih
Pemilihan benih harus menggunakan benih bermutu karena:
 1. Benih bermutu akan menghasilkan bibit yg  
    sehat dgn akar yg banyak.
 2. Benih yg baik akan menghasilkan

     perkecambahan dan pertumbuhan seragam.

 3. Ketika ditanam pindah, bibit dari benih yg baik

     dpt tumbuh lebih cepat dan tegar.

 4. Benih yg baik akan memberikan hasil tinggi.

 Cara Memilih Benih Yang Baik:

Siapkan air tawar dalam ember secukupnya lalu masukkan sebutir telur ayam/bebek, kemudian secara perlahan-lahan masukan garam dapur sambil diaduk-aduk dengan hati-hati sehingga telur yang semula tenggelam akhirnya terapung. Dalam kondisi demikian air tersebut sudah siap dipakai untuk seleksi benih padi.

Bila telur mengapung berarti air tersebut sudah mempunyai BJ lebih tinggi.  Kemudian ambil telur dan masukkan benih dalam larutan tersebut sambil diaduk-aduk. Benih yang mengambang/mengapung dibuang. Benih yang tenggelam di ambil. Untuk daerah penggerek dan tungro perlu perlakuan benih.

Benih berat jenis > 1,130 g/ml  menghasilkan gabah yang lebih bernas.
Gambar1. Seleksi benih dengan menggunakan larutan ber BJ 1.13


 Gbr.2. Indikator telur mengambang dalam larutan Garam



 Gbr. 3. Gabah calon benih yang bagus adalah gabah yang tenggelam



  Gbr. 4. Gabah yang mengambang di pisahkan saja, jangan di gunakan untuk benih.

Tujuan perlakuan ini adalah untuk  menghasilkan gabah yang lebih bernas.   
Benih yang diperlukan bila 1 bibit /rumpun sekitar 15 kg/ha, untuk 2-3 bibit/rumpun memerlukan 25 kg/ Ha.
 Setelah itu, kemudian benih tadi di bilas dengan air hingga benar-benar bersih dan tidak berasa asin, ini bertujuan untuk membersihkan benih dari larutan garam tadi. 

Selanjutnya benih di rendam dalam air selama 24 jam, kemudian 
di tiriskan/diperam selama 48 jam. 
  •  Persemaian
Buat Bedengan lebar 1,0-1,2 m, panjang disesuaikan keperluan.
Luas persemaian untuk 1 hektar adalah 400 m2, dan drainase harus baik.
tambahkan 2 kg/m2 bahan organik (seperti kompos, pupuk kandang, serbuk kayu, sekam, abu dll)
Umur benih yang digunakan 10 - 15 hari setelah sebar.
  • Tanam Pindah 
Bibit dianjurkan untuk di tanam semuda mungkin, kurang dari 20 hari setelah sebar hal ini dikarenakan supaya bibit tidak mengalami stres berat karena tidak terjadi kerusakan pada akar sewaktu pencabutan.
Penanaman bibit dianjurkan 1-3 tanaman per rumpun, ini bertujuan:
Akar akan lebih kuat dan dalam

Tanaman akan menghasilkan anakan lebih banyak

Tanaman akan lebih tahan rebah

Tanaman akan lebih tahan kekeringan 
Tanaman menyerap pupuk lebih hemat sesuai kebutuhan
  •   Jarak Tanam
Jarak tanam akan menentukan populasi rumpun per satuan luas. Jumlah rumpun tanaman per meter pada berbagai jarak tanam sebagai berikut:

Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat dan pilihan petani.

Beberapa jarak tanam yang biasa dipraktekkan petani:

Tegel 20 cm x 20 cm = 25 rumpun

Tegel 25 cm x 25 cm = 16 rumpun

Legowo 2:1 ; 40 cm x (20 x 10) cm      = 33 rumpun

Legowo 2:1 ; 50 cm x (25 x 12,5) cm   = 21 rumpun

Legowo 4:1 ; 40 cm x (20 x 10) cm      = 40 rumpun

Legowo 4:1 : 50 cm x (25 x  12,5) cm  = 26 rumpun

Contoh Jarak Tanam Legowo 2:1 




Jarak tanam legowo 2: 1 ( 50 cm x 25 cm x 12,5 cm)

Jumlah tanaman per ha meningkat dari 160.000 menjadi 212.000.
Keuntungan sistem Legowo
Semua barisan rumpun berada pada bagian pinggir yang memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir).
Tanaman yang mendapatkan efek pinggir produksinya lebih tinggi dari yang tidak mendapatkan efek pinggir.
Pengendalian hama dan penyakit lebih mudah, Tersedia uang kosong yang dapat memudahkan untuk pengaturan air, pemupukan, penyiangan, dan mina padi.
Kelemahan
Jumlah benih yang diperlukan lebih banyak, untuk legowo 50 cm x 25 cm x 12,5 cm adalah 30 Kg. 
Upah buruh meningka. 
sampai disini dulu pembahasannya ya.... nanti di sambung lagi di postingan selanjutnya

Leave a Reply

Powered by Blogger.

About