Kemarin ada saudara menelpon, menanyakan bagaimana cara budidaya pisang. berhubung lagi di perjalanan, saya jawab dengan singkat saja, kepikiran untuk di tulis di blog mudah-mudahan bisa bermanfaat juga bagi yang berminat untuk memulai usaha budidaya pisang. langsung saja ke poko bahasan ya....
Syarat Tumbuh
Budidaya tanaman pisang dapat dilakukan baik di iklim daerah
tropis maupun sub tropis karena pisang tidak memerlukan persyaratan iklim
terlalu banyak dan mudah tumbuh disembarang tempat. Tanaman pisang mulai tumbuh
pada suhu kira-kira 18° C dan mencapai pertumbuhan optimal pada suhu 27° C.
Untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, tanaman pisang menghendaki curah hujan
dalam satu tahun sebesar 2000 – 2500 Mm. apabila curah hujan kurang dari 2000
Mm/tahun sebaiknya diusahakan irigasi, namun jika pisang di tanam pada daerah
yang terlalu banyak hujan dibuatkan selokan drainase karena air yang menggenang
akan memudahkan timbulnya serangan penyakit.
Persiapan Lahan
drainase cukup baik. Pisang akan dapat tumbuh dengan baik pada tanah-tanah dengan derajat keasaman antara 4,5 – 8,0 namun pertumbuhan terbaik akan diperoleh pada tanah-tanah dengan pH 6,0 – 7,5.
Pemeliharaan
- Tanam;
Penanaman biasanya dilakukan awal musim hujan (November – Desember). Dua minggu sebelum tanaman dibuat lubang dengan ukuran 60 x 60 Cm dengan jarak tanam 2,5 x 4 M (populasi 1.000 pohon/Ha). - Pemupukan;
Pada saat penanaman, kebanyakan petani memberikan pupuk dasar NPK 15 : 15 : 15 sebanyak 50 gr per lubang tanam. Sebulan setelah tanam, pisang dipupuk ulang dengan campuran 250 gr urea , 100 gr SP 36, dan 150 gr KCl per tanaman. Pemupukan diulang setiap tiga bulan sekali.
- Penyiangan;
Gulma dan sisa batang pisang perlu dibersihkan karena dapat menjadi sarang hama penggerek batang. Areal yang terinfeksi penyakit panama/darah, penyiangan dianjurkan dengan herbisida dan dilarang menggunakan peralatan cangkul/kored untuk menghindari penularan melalui alat. - Pengairan;
Tanaman pisang peka terhadap kekurangan air apabila selama 2 minggu tidak hujan atau mendapat pengairan akan mengganggu pertumbuhan dan produksinya. Kurangnya air saat keluarnya bunga, buah yang dihasilkan akan berukuran kecil pendek dan daun klorosis. - Penjarangan;
Untuk rumpun yang baik perlu memperhatikan jarak dari generasi ke generasi agar relatif konstan. Tujuan melakukan penjarangan adalah agar tiap waktu panen dapat diatur dengan menghasilkan kualitas buah yang baik. Dalam satu periode, setiap rumpun yang ditinggalkan 1 induk, 1 anakan dan 1 anakan yang lebih muda. Pemangkasan daun dan penjarangan tidak dilakukan pada saat tanaman tengah berbunga, pemangkasan daun dan penjarangan dilakukan tiap 6 – 8 minggu sekali.
Pengendalian
kualitas perlu dilakukan dengan tujuan untuk melindungi buah agar memenuhi
standar yang telah ditentukan, pengendalian tersebut antara lain :
- Pembuangan sisa bunga betina sebaiknya dilakukan setelah selesai pembungaan sedangkan di tempat pengepakan dan saat perompesan jangan keluar getahnya;
- Pembuangan daun terakhir/tua yang menempel pada buah, agar buah tidak rusak;
- Penyisaan daun pada saat fase perkembangan buah, tidak kurang dari 4 helai;
- Penyanggahan 2 batang bambu pada tanaman setelah proses pembuangan jantung agar tidak roboh;
- Pembumbunan pada tanaman pokok dapat mencegah tumbangnya karena angin;
- Pemotongan bunga jantan (jantung) setelah terbentuknya jumlah sisir yang dikehendaki dapat meningkatkan bobot tandan dan mengurangi penularan penyakit oleh serangga penghisap madu;
- Pembrongsongan tandan buah dengan plastik khusus yang mengandung insektisida dapat melindungi buah dari cuaca dingin, debu, residu pestisida, serangga, sinar matahari dan mempercepat masa panen 5 hari;
- Pembuangan sisir buah yang tak sempurna dapat memperbesar buah di atas sisir;
- Penutupan dengan daun/kertas di atas tandan agar buahnya tidak terlalu banyak kena sinar matahari. Panen dilakukan 8 minggu setelah pembungkusan.
Selain
perlakuan tersebut di atas, pengendalian kualitas perlu diadakan pembrongsongan
untuk mencegah timbulnya bintik hitam/coklat akibat serangan hama. Bahan yang
dapat digunakan yaitu kertas semen, plastik PE bening, plastik biru atau
plastik khusus yang diberi insektisida. Saat pembrongsongan ada 2 yaitu :
- Pembrongsongan saat seludang bunga pertama mekar, sebelum dilakukan pembrongsongan, jantung pisang disemprot insektisida berbahan aktif dicloford atau chlorpyrifos serta diberi fungsida berbahan aktif benomyl. Penyemprotan pestisida dilakukan lagi setelah buah pisang muda terbentuk sempurna dan pemotongan jantung dengan membuka brongsong. Setelah penyemprotan, pembrongsongan dilakukan hingga buah dipanen;
- Pembrongsongan saat buah muda terbentuk sempurna. Cara pembrongsongan sama dengan cara pada sistem pembrongsongan pertama.
- Hama;
- Penggerek batang;
Gejala
serangga cosmopolites sordidus (sejenis kumbang moncong) menggerak batang
bagian bawah, sedangkan serangga odioporus longicolis (juga sejenis kumbang
moncong) menggerek batang palsu atau batang di atas bonggol sampai dekat
pelepah daun. Pengendalian dilakukan dengan cara :
- Sanitasi sisa-sisa batang, daun dan pelepah daun yang merupakan tempat peletakan telur dan tempat persembunyian serangga dewasa
- Penyemprotan dengan insektisida terutama ditujukan dekat pangkal batang.
- Penyakit;
- Penyakit layu fusarium (panama disease);
Gejala cendawan menyerang empulur
batang melalui akar yang luka. Batang yang terserang, mengering dan berubah
warna menjadi kecoklatan. Tepi daun menjadi kuning tua atau layu, tangkai daun
patah dibagian pangkal.Pengendalian dilakukan dengan cara:
- Pembuatan drainase yang baik sedini mungkin
- Sanitasi dan membongkar tanaman sakit
- Menghindari terjadinya luka di bagian akar.
- Penyakit layu bakteri (moko disease);
Gejala penularan bakteri Pseudomonas
Solanascearum dapat terjadi melalui pelukaan dan melalui serangga. Gejala pada
daun baru tampak setelah timbulnya tandan buah. Daun muda berubah warna, dari
ibu tulang daun keluar garis coklat kekuningan, dalam seminggu semua daun
menguning dan menjadi coklat. Cairan coklat keluar melalui luka pada batang,
adakalanya cairan keluar bersamaan dengan keluarnya jantung pisang.
Pengendalian dilakukan melalui :
- Tidak menanam bibit dari rumpun terserang;
- Sanitasi dan mengurangi anakan per rumpun maksimal 3 Bt/rumpun;
- Eradikasi rumpun sakit dengan cara memotong dan membongkar sampai akar-akarnya;
- Alat yang digunakan agar disinfektan dengan formalin atau di cuci bersih dengan sabun.
- Penyakit bercak daun (sigatoka disease);
Gejala daun terserang cendawan
mycospharella musicola, pertama timbul bintik-bintik kuning pada tepi daun,
kemudian melebar noda kuning tua kemerahan sampai kehitaman. Daun menjadi cepat
kering dan buah masak sebelum waktunya. Pengendalian dilakukan melalui sumber
infeksi berupa daun-daun mati/sakit dipotong-potong lalu dibakar.
- Penyakit kerdil pisang (buncy top)
Gejala penularan penyakit melalui
serangga pentalonia nigronervousa. Daun muda lebih tegak tepinya mengering,
rapuh dan mudah patah. Tanaman tumbuhnya terhambat, daun membentuk roset
(seperti kipas). Pengendalian dilakukan dengan cara :
- Pembongkaran rumpun sakit lalu dipotong-potong agar tidak ada tunas yang hidup terus;
- Pengendalian vector dengan insektisida sistemik terutama di pembibitan.
Panen
Buah pisang dapat di panen hijau dengan lingkaran buah
menunjukkan bentuk bundar dan sudut-sudutnya tidak menyiku. Umur buah siap
panen yaitu antara 100 – 120 hari setelah muncul bunga (tergantung pada
kultivar/klon yang ditanam). Untuk proses pematangan serentak, perlu dirangsang
dengan bahan seperti asap dari daun kayu yang dibakar, daun segar (daun akasia),
karbit, ethrel atau ethepon, asetilen, propilen selama kurang lebih 10 – 12
jam.